BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan merupakan hal dasar yang sangat diperlukan
dan penting bagi manusia. Setiap manusia mempunyai kondisi fisik yang
berbeda-beda, seperti halnya tekanan darah pada manusia yang mempengaruhi
kesehatan dan aktivitas manusia sehari-hari. Tekanan darah yang normal sangat
diinginkan oleh setiap manusia, karena dengan kondisi yang normal manusia mampu
menjalankan aktivitasnya dengan nyaman tanpa adanya gangguan.
Di era modern ini, banyak timbul berbagai masalah
mengenai gangguan terhadap tekanan darah pada manusia. Gangguan tersebut
diantaranya tekanan darah tinggi yang dikenal dengan sebutan hipertensi serta
tekanan darah rendah yang biasanya disebut dengan hipotensi. Hal tersebut dikarenakan
berbagai faktor, yang meliputi pola hidup yang tidak sehat, faktor lingkungan
sekitar, dan aktivitas yang tidak seimbang dengan kondisi tubuh.
Oleh karena itu setiap manusia harus mengetahui
tekanan darah pada dirinya sendiri. Untuk itu diperlukan pengetahuan dan
langkah-langkah pengukuran tekanan darah.
Dengan demikian setiap individu mampu untuk menjaga kesehatannya serta
mengatur pola hidupnya dengan baik. Sehingga dapat hidup sehat dan lancar dalam
menjalankan aktivitas kehidupan sehari-hari.
1.2 Batasan Masalah
Dalam
makalah ini penulis membatasi pada lingkup pengukuran tekanan darah.
1.3
Rumusan Masalah
1. Bagaimana
tinjauan tekanan darah ?
2. Apa
jenis-jenis tensimeter ?
3. Apa
alat dalam mengukur tekanan darah ?
4. Bagaimana
cara mengukur tekanan darah ?
5. Bagaimana pemeriksaan tekanan darah pada bayi ?
6. Apa hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam mengukur tekanan darah ?
1.4
TUJUAN PENULISAN
1. Untuk
mengetahui tinjauan tekanan darah.
2. Untuk
mengetahui jenis-jenis tensimeter.
3. Untuk
mengetahui alat dalam mengukur tekanan darah.
4. Untuk
mengetahui cara mengukur tekanan darah.
5. Untuk
mengetahui pemeriksaan tekanan darah
pada bayi.
6. Untuk mengetahui hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam mengukur tekanan darah.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Tinjauan Tekanan Darah
2.1.1 Definisi tekanan darah
Tekanan darah merupakan kekuatan lateral pada dinding arteri oleh darah
yang didorong dengan tekanan dari jantung. Takanan sistemik atau arteri darah,
tekanan darah dalam sistem arteri tubuh, adalah indicator yang baik tentang
kesehatan kardiovaskuler. Aliran darah mengalir pada sirkulasi karena perubahan
tekanan. Darah mengalir dari daerah yang tekanannya tinggi ke tekanannya
rendah. Kontraksi jantung mendorong darah dengan tekanan tinggi ke aorta.
Puncak dari tekanan maksimum ejeksi terjadi adalah tekanan darah sistolik. Pada
saat ventrikel rileks, darah yang tetap dalam arteri menimbulkan tekanan
diastolik atau minimum. Tekanan diastolik adalah tekanan mimimal yang mendesak
dinding arteri pada setiap waktu.
Unit standard untuk pengukran tekanan darah adalah minimeter air raksa (mm
Hg). Pengukur menandakan sampai setinggi mana tekanan darah dapat mencapai
kolom air raksa. Perbedaan antara tekanan sistolik dan distolik adalah tekanan
nadi.
Tekanan darah adalah merujuk kepada tekanan yang
dialami darah pada pembuluh arteri darah ketika darah dipompa oleh jantung ke
seluruh anggota tubuh manusia. Tekanan darah dibuat dengan mengambil dua ukuran
dan biasanya diukur seperti berikut: 120/80 mmHg. Nomor atas (120) menunjukkan
tekanan ke atas pembuluh arteri akibat denyutan jantung, dan disebut tekanan
sistole. Nomor bawah (80) menunjukkan tekanan saat jantung beristirahat di
antara pemompaan, dan disebut tekanan diastole. Saat yang paling baik untuk
mengukur tekanan darah adalah saat Anda istirahat dan dalam keadaan duduk atau
berbaring.
2.1.2 Pemeriksaan
dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung pada
1.
Metode langsung
Kateter
arteri dimasukkan ke dalam arteri. Walaupun hasilnya sangat tepat, akan tetapi
metode pengukuran ini sangat berbahaya dan dapat menimbulkan masalah kesehatan
lain (Smeltzer & Bare).
2.
Metode tidak langsung
Dilakukan
dengan menggunakan sphygmomanometer dan
stetoskop. Sphygmomanometer tersusun atas manset yang dapat dikembangkan dan
alat pengukur tekanan yang berhubungan dalam manset.
2.1.3 Pembagian
tekanan darah
Tekanan darah manusia dapat digolongkan menjadi tiga
kelompok sebagai berikut :
1.
Tekanan darah rendah (hipotensi)
Tekanan
darah rendah adalah keadaan tekanan darah yang lebih rendah dari tekanan yang
diperlukan oleh tubuh, sehingga setiap organ dari badan tidak mendapat aliran
darah yang cukup dan menyebabkan timbulnya gejala hipotensi. Seseorang yang
memiliki tekanan darah yang rendah umumnya tidak mampu untuk berdiri dan atau
duduk terlalu lama, karena akan timbul rasa pusing ketika ia beranjak dari
posisi sebelumnya, contoh ketika duduk terlalu lama, lalu langsung berdiri
tekanan darah akan memacu jantung lebih cepat secara tiba-tiba, tekanan darah
akan meningkat secara cepat kemudian kepala terasa kunang-kunang atau pusing,
bahkan beberapa diantaranya sampai menimbulkan pingsan. Seseorang yang
mempunyai tekanan darah rendah membutuhkan waktu beberapa saat untuk
mengembalikan tekanan darah kembali normal.
2.
Tekanan darah normal
Ukuran
tekanan darah normal berkisar 120/80 mmHg. Tekanan darah dalam kehidupan
seseorang bervariasi secara alami. Bayi dan anak-anak secara normal memiliki tekanan
darah yang jauh lebih rendah dari pada orang dewasa. Tekanan darah juga
dipengaruhi oleh aktivits fisik. Tekanan akan lebih tinggi pada saat melakukan
aktivitas dan akan lebih rendah ketika beristirahat. Tekanan darah satu hari
juga berbeda-beda paling tinggi di waktu pagi hari dan paling rendah pada saat
tidur malam hari.
3. Tekanan darah tinggi (hipertensi)
Hipertensi dapat didefenisikan sebagai tekanan darah tinggi
persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik di
atas 90 mmHg (Smeltzer & Bare, 2001). Wiryowidagdo (2002) mengatakan bahwa
hipertensi merupakan suatu keadaan tekanan darah seseorang berada pada
tingkatan di atas normal. Jadi tekanan di atas dapat diartikan sebagai
peningkatan secara abnormal dan terus menerus pada tekanan darah yang
disebabkan satu atau beberapa faktor yang tidak berjalan sebagaimana mestinya
dalam mempertahankan tekanan darah secara normal (Hayens, 2003).
Hipertensi dapat dikelompokkan dalam dua kategori besar,
yaitu hipertensi esensial (primer) dan hipertensi skunder. Hipertensi esensial
(primer) merupakan tipe yang hampir sering terjadi 95 persen dari kasus
terjadinya hipertensi. Hipertensi esensial (primer) dikaitkan dengan kombinasi
faktor gaya hidup seperti kurang bergerak
(inaktivitas) dan pola makan. Sedangkan hipertensi sekunder berkisar 5 persen
dari kasus hipertensi. Hipertensi sekunder disebabkan oleh kondisi medis lain
(misalnya penyakit jantung) atau reaksi terhadap obat-obatan tertentu (Palmer,
2007).
2.1.4
Batasan tekanan darah menurut WHO
Tekanan Sistolik
(mm.Hg)
|
Tekanan
Diastolik
(mm.Hg)
|
Klasifikasi
|
<140
|
<90
|
Normotensi
|
141-159
|
91-94
|
Perbatasan
|
>160
|
>95
|
Hipertensi
|
2.1.5
Tekanan darah normal berdasarkan umur dan
jenis kelamin
Usia(tahun)
|
Diastolik(mmhg)
|
Sistolik(mmhg)
|
Anak laki-laki
3-5
6-10
11-18
|
>60
>70
>80
|
>95
>100
>120
|
Anak perempuan
3-5
6-10
11-14
15-18
|
>60
>70
>80
>80
|
>95
>110
>120
>130
|
2.1.6 Faktor yang dapat mempengaruhi tekanan
darah
1.
Umur : tekanan darah
akan meningkat dengan bertambahnya umur.
2.
Waktu pengukuran : bila pagi hari tekanan darah agak menurun sedangkan bila siang hari dan
sore hari sedikit lebih meningkat.
3.
Latihan (exercise) dan aktivitas : tekanan darah meningkat selama exercise dan
aktivitas.
4.
Stress : ansietas, takut, nyeri dan stress emosi
mengkibatkan stimulasi simpatik yang meningkatkan frekuensi darah, curah
jantung dan tahanan vascular perifer. Efek-efek stimulasi simpatik meningkatkan
tekanan darah.
5.
Ras : frekuensi hipertensi pada orang afrika amerika
lebih tinggi dariapada orang eropa amerika. Kecendrungan populasi ini terhadap
hpertensi di yakini berhubungan dengan genetic dan lingkungan.
6.
Medikasi : banyak medikasi yang secara langsung maupun
tidak langsung, mempengaruhi tekanan arah. Selam pengkajian tekanan darah,
perawat menanyakan apakah klien menerima medikasi anti hipertensi yang
menurunkan tekanan darah.
7.
Variasi diurnal : tekanan darah biasanya rendah pada pagi-pagi sekali,
secara brangsur-angsur naik pagi menjelang siang dan sore, dan puncaknya pada
senja hari atau malam. Tidak ada orang yang pola dan derajat variasinya sama.
8.
Jenis kelamin : secara klinis tidak ada perbedaan yang
signifikan dari tekanan darah anak laki-laki atau perempuan. Setelah pubertas,
pria cenderung memiliki bacaan tekanan darah yang lebih tinggi, setelah
menopause wanita cenderung memiliki teknan darah yang lebih tinggi daripada
pria pada usia tersebut.
9.
Emosi dan nyeri : emosi tinggi dan rasa nyeri yang tinggi dapat meningkatkan tekanan
darah, juga bila kandung kemih penuh atau pasien kedinginan, merokok dan posisi
kaki silang dapat meningkatkan tekanan darah.
10.
Miscellaneus faktor : bila dalam posisi berbaring tekanan darah lebih rendah dari pada pasien
duduk.
Faktor – faktor lain yang
Mempengaruhi Tekanan Darah, yaitu :
1.
Curah jantung
Curah hujan adalah volume darah yang
dipompa jantung ( volume sekuncup) selama 1 menit ( frekuensi jantung). Curah
hujan = frekuensi jantung × volume sekuncup. Tekanan darah (TD) bergantung pada
curah jantung dan tahanan vascular perifer. Tekanan darah= curah jantung×
tahanan vascular perifer. Bila volume meningkat dalam spasium tertutup, seperti
pembuluh darah, tekanan dalam spasium tersebut meningkat. Jadi, jika curah
jantung meningkat, darah yang dipompakan terhadap dinding arteri lebih banyak,
menyebabkan tekanan darah naik. Curah jantung dapat meningkat sebagai akibat
dari peningkatan frekuensi jantung, kontraktilitas yang lebih besar dari otot
jantung, atau peningkatan volume darah. Perubahan frekuensi jantung dapat
terjadi lebih cepat daripada perubahan kontraktilitas otot atau volume darah. Peningkatan
frekuensi jantung tanpa perubahan kontraktilitas atau volume darah mengakibatkan
penurunan tekanan darah. Tekanan darah berbanding lurus dengan
curah jantung (ditentukan berdasarkan isi sekuncup dan frekuensi jantungnya).
2.
Tekanan Perifer terhadap tekanan darah
Sirkulasi darah melalui jalur
arteriol kapiler venula dan vena. Arteri dan arteriol dikelilingi oleh otot
polos yang berkontraksi atau rileks untuk mengubah ukuran lumen. Ukuran arteri
dan arteriol berubah untuk mengatur aliran darah bagi kebutuhan jaringan local.
Misalnya, apabila lebih banyak darah yang dibutuhkan oleh organ utama, arteri
perifer berkontraki, menurunkan suplai darah. Normalnya arteri dan arteriol
tetap berkontriksi sebagian untuk mempertahankan aliaran darah yang konstan.
Tahanan pembuluh drah perifer adalah, tahanan terhadap aliaran darah yang ditentukan
oleh tonus otot vaskuler dan diameter pembuluh darah. Semakin kecil lumen
pembuluh semakin besar tahanan vaskuler terhadap aliran darah.
Tekanan
darah berbanding terbalik dengan tahanan dalam pembuluh. Tahanan perifer
memiliki beberapa faktor penentu :
1)
Viskositas darah.
Hematokrit atau persentase sel darah
merah dalam darah, menentukan visikositas darah apabila hematokrit meningkat,
dan aliran darah lambat, tekanan darah arteri naik. Jantung berkontraksi lebih
kuat lagi untuk mengalirkan darah yang kental melewati sistem sirkulasi.
Semakin banyak kandungan protein dan
sel darah dalam plasma, semakin besar tahanan terhadap aliran darah.
Peningkatan hematokrit menyebabkan peningkatan viskositas : pada anemia,
kandungan hematokrit dan viskositas berkurang.
2)
Panjang pembuluh
Semakin panjang pembuluh, semakin besar tahanan
terhadap aliran darah.
3)
Radius pembuluh
Tahanan perifer
berbanding terbalik dengan radius pembuluh sampai pangkat keempatnya.
(a)
jika radius pembuluh digandakan seperti
yang terjadi pada fase dilatasi, maka aliran darah akan meningkat enambelas
kali lipat. Tekanan darah akan turun.
(b)
Jika radius pembuluh dibagi dua, seperti
yang terjadi pada vasokontriksi, maka tahahan terhadap aliran akan
meningkatenambelas kalip lipat dan tekanan darah akan naik.
4)
Karena panjang pembuluh dan viskositas
darah secara normal konstan, maka perubahan dalam tekanan darah didapat dari
perubahan radius pembuluh darah (Ethel, 2003: 238-239).
5)
Volume Darah
Volume sirkulasi darah dalam sistem vaskuler
mempengaruhi tekanan darah. Normalnya volume darh tetap konstan, bagaimanapun
juga jika volume meningkat, tekanan terhadap dinding arteri menjadi lebih
besar. Misalnya, penginfusan yang cepat dan tdak terkontrol dari cairan
intravena meningkatkan tekanan darah. Bila darah sirkulasi menurun, seperti
kasus hemoragi atau dehidrasi, tekanan darah menurun.
6)
Elastisitas
Normalnya dinding darah arteri elastic dan mudah berdistensi. Bagaimanapun juga
pada penyakit tertentu, seperti arteries klerosis, dinding pembuluh kehilangan
elstistasnya dan digantikan oleh jaringan fibrosa yang tidak dapat meregang
dengan baik.
2.2
Jenis-Jenis Tensimeter
Ada
2 jenis tensimeter
1. Tensimeter
air raksa
Tensimeter raksa
adalah alat pengukur tekanan darah yang berbahan dasar raksa sebagai indicator
pengukuran. Tensimeter jenis ini memiliki keunggulan pada tingkat akurasi yang
sangat bagus.
Merupakan tensimeter konvensional.
Tensimeter air raksa sedikit berbahaya apabila alat pecah dan sampai terpapar
kulit. Tingkat keakuratan manual jauh lebih tinggi dari yang digital, bahkan
menyebabkan keracunan logam berat mercury.
2. Tensimeter
digital
Tensimeter
digital merupakan alat kesehatan yang berfungsi untuk mengukur tekanan darah
yang bekerja secara digital (otomatis). Tensimeter digital itu akurat, berbeda
dengan tensimeter air raksa yang memerlukan stetoskop untuk mendengarkan suara
sebagai pertanda tekanan sistolik dan diastolic.
Tensimeter digital memiliki beberapa
keunggulan dan kelemahan, sebagai berikut :
Ø Keunggulan
yaitu:
1)
Aman, karena tidak menggunakan air raksa
yang beresiko radiasi logam berat.
2)
Praktis, hasil pengukuran langsung
ditampilkan pada layar digital.
3)
Multifitur, alat ini biasanya dilengkapi
juga dengan beberapa fitur lain yang bermanfaat. Seperti grafik tekanan darah
(apakah drah normal atau tidak) dan fitur
irreirreguler heart beat.
4)
Tidak perlu pelatihan khusus untuk
menggunakannya karena cara penggunaanya tidak jauh beda dengan tensimeter air
raksa.
Ø Kelemahan
yaitu :
1) Tingkat akurasi pengukuran lebih rendah.
2)
Akurasi pengukuran pada tensimeter digital dipengaruhi oleh banyak factor yaitu kondisi baterai (daya), usia
pemakaian (semakin lama pemakaian semakin menurun tingkat akurasi) dan teknologi produk.
2.3 Alat dalam
Mengukur Tekanan Darah
Alat,
yaitu :
1.
Meja periksa
/ tempat tidur
2.
Stopwatch
/ arloji (jam)
3.
Sphygmomanometer
(tensimeter)
4.
Manometer
air raksa + klep pembuka penutup
5.
Manset
udara
6.
Selang
karet
7.
Pompa
udara dari karet
2.4 Cara
Mengukur Tekanan Darah
1.
Tempat
pengukuran :
Tempat
pengukuran tekanan darah adalah pada lengan, kaki, paha, dan lengan bawah.
2.
Persiapan Pasien
1)
Dorong
klien untuk menghindari latihan dan merokok selama 30 menit sebelum pengukuran.
2)
Jelaskan
procedure dan jelaskan klien istirahat sedikitnya 5 menit sebelum pengukuran.
3)
Pastikan
bahwa ruangan hangat dan terang. Buatlah klien dalam posisi duduk atau
berbaring. (bergantian, ukur beberapa kali dengan posisi duduk dan berbaring
untuk mengukur efek pergantian postura).
3. Mengukur
tekanan darah
1)
Siapkan alat didekat pasien dan memberitahu pasien
tentang prosedur pemeriksaan
à Gunakan bahasa
yang mudah dimengerti
2)
Cuci tangan dan keringkan
à Pencegahan infeksi
sebelum melaksanakan tindakan
3)
Letakkan lengan atas sejajar dengan jantung,
dengan cara diganjal/ oleh bantal atau buku. Telapak tangan
menghadap keatas.
4)
Pastikan lengan atas bebas dari pakaian (untuk mencegah konstriksi dan
memudahkan untuk memasang manset)
à Agar pengukuran lebih
akurat
5)
Palpasi arteri Brachial, letakkan manset ± 2,5 cm
diatas arteri tersebut dan bagian tengah bladder pasang diatas arteri tersebut,
pasang manset melingkari lengan atas tersebut dan kaitkan ujungnya.
6)
Gunakan dua ujung jari (telunjuk dan jari tengah)
untuk merasakan denyut kuat dibagian depan siku.
7)
Letakkan manometer sejajar dengan mata
pemeriksa
à Agar pemeriksaan
lebih akurat
8)
Gunakan stetoskop dan yakinkan suara terdengar
bersih
à Agar pendengaran
lebih jelas
9)
Letakkan bel atau diapragma dari stetoskop diatas
arteri Brachial
à Untuk mendapatkan
suara yang maksimal
10)
Tutup katup dan kunci sampai rapat lalu pompa bola
manometer sampai 30 mmhg diatas tekanan systolic
à Untuk meyakinkan
keakuratan pengukuran tekanan systolic
11)
Buka katup secara perlahan – lahan ± 2 – 3
mmhg/detik
à Apabila penurunan
air raksa terlalu cepat atau terlalu lambat dapat mengakibatkan hasil yang
tidak akurat
12)
Keluarkan udara dari manset secara berangsur
– angsur dan perhatikan angka pada manometer saat terdengar bunyi (dup) pertama
dan perhatikan suara keras yang terakhir. Kemudian keluarkan
seluruh udara dari manset dengan cepat
à Suara
pertama yang terdengar merupakan
indikasi tekanan
systolik dan bunyi terakhir
menunjukkan indikasi
tekanan diastolic.
13)
Buka manset dari lengan pasien
14)
Catat hasil pemeriksaan pada buku catatan
à Untuk
pendokumentasian
15)
Beritahu pasien hasil tekanan darahnya
à Gunakan suara yang
jelas dan ramah
16)
Cuci tangan dan keringkan
à Mencegah transmisi organisme
2.5 Pemeriksaan
Tekanan Darah pada Bayi
1. Tekanan darah normal pada bayi
Umur
|
Tekanan Sistolik
/ Diastolik (mmHg)
|
1 bulan
|
86/54
|
6 bulan
|
90/60
|
1 tahun
|
96/65
|
2 tahun
|
99/65
|
4 tahun
|
99/65
|
2. Cara memeriksa tekanan darah
v Persiapan Alat dan Bahan:
1)
Sphygmomanometer yang terdiri atas:
Manometer
air raksa + klep penutup dan pembuka.
Manchet
udara sesuai dengan ukuran anak.
Selang
karet.
Pompa
udara dari karet + sekrup pembuka dan penutup.
2) Stetoskop.
3) Buku
catatan tanda vital.
v Prosedur kerja:
1) Cara Palpasi
(1)
Cuci
tangan.
(2)
Jelaskan
pada anak dan keluarga mengenai prosedur yang akan dilakukan.
(3)
Atur
posisi pasien.
(4)
Letakkan
lengan yang hendak diukur tekanan darah dengan kedudukan volar.
(5)
Lengan
baju dibuka.
(6)
Pasang
manset anak pada lengan kanan atas sekitar 3 cm di atas fossa cubiti (jangan
terlalu ketat maupun longgar).
(7)
Tentukan
denyut nadi arteri radialis dekstra.
(8)
Pompakan
udara ke dalam manset sampai denyut nadi arteri radialis tidak teraba.
(9)
Pompakan
terus setinggi manometer 20 mmHg, lebih tinggi dari titik radialis tidak
teraba.
(10)
Palpasikan
pada daerah denyut nadi arteri dan keluarkan udara dalam manset secara
pelan-pelan dan berkesinambungan dengan memutar sekrup berlawanan arah jarum
jam pada pompa udara.
(11)
Catat
hingga mmHg pada manometer, di mana arteri pertama berdenyut kembali.
(12)
Nilai
pertama menunjukkan sistolik secara palpasi.
(13)
Cuci
tangan.
(14)
Catat
hasil.
22.6 Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Mengukur Tekanan Darah
1.
Tentukan
anatomi terbaik untuk pengukuran tekanan darah. Hindari penempatan manset saat
kateter infuse berada di fosa antekubital dan cairan sedang diteteskan.
2.
Jangan
menepatkan manset ke ekstremitas dimana terpasang shunt arterivena, visual atau
cangkokan (graft).
3.
Hindari
lengan disisi dimana telah dilakukan operasi payudara atau ketiak dan
pengangkatan jaringan limfe.
4.
Hindari
lengan atau tangan yang mengalami trauma, penyakit atau bila lengan bawah telah
diamputasi atau tertutup gips atau balutan yang keras.
5.
pengukuran
tekanan darah boleh dilaksanakan pada posisi duduk ataupun berbaring. namun
yang penting, lengan tangan harus dapat diletakkan dengan santai.
6.
pengukuran
tekanan darah dalam posisi duduk, akan memberikan angka yang agak lebih tinggi
dibandingkan dengan posisi berbaring, meskipun selisihnya relatif kecil.
7.
tekanan
darah juga dipengaruhi kondisi saat pengukuran.
pada
orang yang baru bangun tidur akan didapatkan tekanan darah paling rendah, yang
dinamakan tekanan darah basal.
tekanan
darah yang diukur setelah berjalan kaki atau aktifitas fisik lain akan memberi
angka yang lebih tinggi dan disebut tekanan darh kasual. Oleh karena itu, sebelum
pengukuran tekanan darah, orang sebaiknya beristirhat duduk santai minimal
sepuluh menit. Tekanan darah sistolik akan berubah-ubah sesuai dengan kegiatan
yang dikerjakan, sedangkan tekanan darah diastolik relatif ttidak berubah.
pada
suatu pemeriksaan kesehatan, sebaiknya tekanan darah diukur 2 atau 3 kali
berturut-turut. jika hasilnya berbeda, maka nilai yang dipakai adalah nilai
yang terendah.
8.
ukuran
manset (cuff) harus sesuai dengan lingkar lengan, bagian yang mengembang harus
melingkari 80 % lengan dan mencakup dua pertiga dari panjang lengan atas. untuk
itu, sebaiknya digunakan ukuran manset yang berbeda untuk anak, dewasa dan
orang gemuk.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tekanan darah
adalah tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri, ketika darah dipompa
oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia. Pengukuran tekanan darah secara
benar sangatlah penting untuk mendiagnosis adanya hipertensi dan mengevaluasi
respon pengobatan antihipertensi.
Terdapat
beberapa penyakit yang terjadi ada kelainan atau gangguan pada sistem
transportasi tubuh kita, antara lain anemia, hemofilia, hipertensi, hipotensi,
varises, penyakit kuning bayi, sklerosis, miokarditis, trombus, dan leukimia.
3.2
Saran
Mengingat pentingnya kesehatan, terutama dalam
mengetahui kondisi tubuh baik dalam keadaan sehat maupun sakit sebaiknya
dilakukan pemeriksaan tekanan darah secara teratur.
DAFTAR
PUSTAKA
Betz, Cecily L, dkk.2002. Keperawatan Pediatri. Jakarta: EGC
Gunawan, Lany.2001. Hipertensi Tekanan Darah Tinggi. Yogyakarta:
Kanisius
Johnson, Joyce Young, dkk.2005. Prosedur Perawatan di Rumah.
Jakarta: EGC
RN, Potter.1996. Pengkajian Kesehatan. Jakarta: EGC
Sloane, Ethel.2004. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta:
EGC