Unknown

 


Banyak sekali wanita di Indonesia yang masih awam dan belum paham tentang penyebab kanker leher rahim atau yang juga sering disebut sebagai kanker serviks. Padahal, kanker jenis ini adalah kanker yang sangat mematikan dan bisa diderita oleh wanita manapun.
Kanker Leher Rahim. Terdapat beberapa kondisi yang menyebabkan wanita berisiko tinggi terkena kanker leher rahim, antara lain yang mempunyai banyak anak (multipara). Perlu diketahui, setiap proses kehamilan, persalinan dan nifas, merupakan yang menyebabkan perubahan-perubahan pada tubuh wanita, seperti perubahan hormon, perubahan sel-sel leher rahim, kerusakan jalan lahir.
Perubahan-perubahan yang demikian ini bila sering terjadi mempermudah sel-sel leher rahim kemasukkan virus HPV menjadi ganas. Resiko tinggi juga bisa terjadi pada wanita yang memiliki suami suka “jajan”, suami yang demikian berisiko membawa virus dan akan menularkan pada istrinya. Wanita yang sering ganti-ganti pasangan juga bisa tertular virus sehingga beresiko tinggi pula terkena kanker leher rahim.

Kanker leher rahim di bagi menjadi beberapa stadium, yakni prakanker, stadium I, stadium II, stadium III dan stadium IV. Pada stadium prakanker, tidak ditemukan adanya gejala. Pada stadium ini, meski pasien sudah membawa bibit-bibit kanker, tapi pasien merasa sehat, tidak ada keluhan. Baru pada stadium I-IV, kanker leher rahim ditandai oleh adanya pendarahan setelah bersenggama, pendarahan diluar haid, adanya keputihan di luar kebiasaan.
Bagaimana cara mendeteksi bahwa seorang wanita terkena kanker leher rahim? Gejala seorang wanita terkena kanker leher rahim memang tidak mudah diamati dan tidak terlihat. Cara yang paling mudah memang menggunakan pemeriksaan sitoslogi leher rahim.


Ada Berbagai cara mendeteksi kanker leher rahim yaitu:

PAP SMEAR

Pap Smear yakni pemeriksaan dengan cara mengambil contoh sel dalam leher rahim, kemudian dianalisa untuk menilai adanya perubahan terhadap sel-sel tersebut, jika pada pemeriksaan ini ditemukan sel kanker ato sel prakanker,maka bisa dilakukan pengobatan secara dini agar tidak berkembang lebih jauh, pemeriksaan ini sangat akurat.

Di negara maju yang telah menjalankan program skrining dengan cara ini, angka kematian karena kanker leher rahim turun dratis sampai 50-60%. Wanita yang pernah berhubungan seksual sebaiknya melakukan pemeriksaan pap smear minimal sekali seumur hidup. Idealnya dilakukan setiap tahun bagi wanita usia muda, dibawah 40 tahun, kemudian 2-3 tahun sekalisaat berusia 40-70 tahun.



IVA

IVA yakni Inspeksi Visual Asam Asetat, alternatif pemeriksaan kanker leher rahim yang relatif murah,mudah dan sederhana tetapi tetap memiliki akurasi diagnosis yang cukup tinggi. Metode IVA menggunakan cairan asam asetat 3-5%  yang diusapkan pada leher rahim sebelum dilakukan pemerisaan dalam.

Sekitar satu menit jika tidak ada perubahan warna atau tidak muncul plak putih, maka hasil dinyatakan negatif, sebaliknya jika terjadi plak putih dan warna menjadi merah maka dinyatakan positif adanya prakanker,sehingga dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Yang perlu diperhatikan supaya hasil akurat adalah:
1. Sebaiknya datang diluar mensturasi.
2. Tidak diperbolehkan menggunakan bahan-bahan anti septik pada vagina sebelum tindakan dilakukan.
3. Penderita pascabersalin, pascaoperasi rahim, pascaradiasi sebaiknya datang 6-8 minggu kemudian.
4. Penderita yang mendapatkan pengobatan lokal di daerah vagina sebaiknya di hentikan seminggu sebelum pemeriksaan.
Unknown
http://www.ilmukesehatan.com/wp-content/uploads/2012/11/Penyebab-Ketidaksuburan-infertilitas.jpg





  







  Penyebab infertilitas dapat berasal dari pihak istri maupun suami atau kedua-duanya. Kurang lebih 50% infertilitas disebabkan dari pihak istri, 40% dari pihak suami dan 10% tidak terjelaskan (infertilitas idiopatik).
Penyebab infertilitas dari pihak istri biasanya adalah : tuba Falloppii tidak normal, ovulasi tidak normal, adanya endometriosis, organ-organ reproduksi tidak normal (vagina, serviks, korpus atau endometrium ), masalah imunologi dan psikologi. Sedangkan penyebab pada pihak suami biasanya adalah jumlah dan mutu sperma yang tidak normal serta masalah psikologi.

Infertilitas dapat disebabkan oleh :
1. Gangguan pada hubungan seksual
dapat berupa kesalahan teknik sanggama yang menyebabkan penetrasi tak sempurna ke vagina, impotensi, ejakulasi prekoks, vaginismus, kegagalan ejakulasi, dan kelainan anatomik seperti hipospadia, epispadia, penyakit Peyronie.
2. Gangguan pada pria
Jumlah spermatozoa dan transportasinya yang abnormal
- Jumlah sperma kurang <>oligozoospermia), gerak spermatozoa lemah dan lambat (astenozoospermia), atau bentuk spermatozoa abnormal (teratozoospermia ), volume sperma <>
- Varikokel
- Getah serviks sedikit jumlah
- Ejakulasi membalik (retrogad )
- Hormon abnormal
3. Gangguan ovulasi dan hormonal lain
Pembuahan tidak akan terjadi bila istri tidak menghasilkan sel telur (ovum) yang dapat dibuahi. Kegagalan ovulasi dapat bersifat primer yang berasal dari ovarium seperti penyakit ovarium polikistik, atau bersifat sekunder akibat kelainan pada poros hipotalamus-hipofisis.
- Gangguan ovulasi hipotalamik
Kegagalan hipotalamus untuk memicu ovulasi adalah masalah gangguan ovulasi yang paling sering terjadi. Gejala-gejala klinisnya adalah amenorea atau oligomenorea, SBB abnormal, kadar LH dan FSH rendah.
-Penyakit ovarium polikistik
Gejalanya adalah dilihat dari gambaran USG ovarium membesar dengan banyak kista, peneraan kadar hormon FSH yang rendah, nisbah LH/FSH 2:1 atau 3:1 dan kadangkala dengan peningkatan kadar prolaktin.
- Hiperprolaktinemia atau peningkatan kadar prolaktin serum dapat menyebabkan galaktorea dan mengganggu fungsi ovulasi.
- Hiperandrogenemia dengan gejala klinis peningkatan kadar androgen serum, virilisasi, hirsutisme, gangguan haid.
- Gangguan ovarium dini. Ovarium menghasilkan sel telur yang tidak matang.
- Gangguan fase luteal. Ovulasi terjadi secara normal tetapi ovarium tidak menghasilkan progesteron yang memadai untuk implantasi.
- Pemecahan kantong telur (folikel) dini sehingga menghasilkan sel telur yang tidak matang.
- Sindrom kantong telur matang tak pecah sehingga sel telur tidak dapat dikeluarkan dari kantong telur matang.
4. Endometriosis
Terutama pada endometriosis derajat sedang dan berat dapat mengganggu fertilitas.
5. Infeksi TORSH-KM (toksoplasma, rubella, sitomegalus, herpes simpleks, klamidia, mikoplasma).
6. Kelainan pada tempat implantasi: uterus dan endometrium. Bentuk uterus abnormal, miom (tumor jinak) rahim, kerusakan serviks, kelainan kongenital, endometriosis, dan perlekatan uterus.
7. Kelainan pada saluran telur (tuba Falloppii)
Hipoplasia kongenital, penempelan fimbria (ujung saluran telur), hambatan tuba karena salpingitis atau peritonitis pelvis, appendisitis, sterilisasi tuba, tuba spasme.
8. Gangguan peritoneum
Gangguan imunitas, adanya zat anti terhadap spermatozoa.
Unknown
BAB I
PENDAHULUAN

 

1.1  Latar Belakang
Kesehatan merupakan hal dasar yang sangat diperlukan dan penting bagi manusia. Setiap manusia mempunyai kondisi fisik yang berbeda-beda, seperti halnya tekanan darah pada manusia yang mempengaruhi kesehatan dan aktivitas manusia sehari-hari. Tekanan darah yang normal sangat diinginkan oleh setiap manusia, karena dengan kondisi yang normal manusia mampu menjalankan aktivitasnya dengan nyaman tanpa adanya gangguan.
Di era modern ini, banyak timbul berbagai masalah mengenai gangguan terhadap tekanan darah pada manusia. Gangguan tersebut diantaranya tekanan darah tinggi yang dikenal dengan sebutan hipertensi serta tekanan darah rendah yang biasanya disebut dengan hipotensi. Hal tersebut dikarenakan berbagai faktor, yang meliputi pola hidup yang tidak sehat, faktor lingkungan sekitar, dan aktivitas yang tidak seimbang dengan kondisi tubuh.
Oleh karena itu setiap manusia harus mengetahui tekanan darah pada dirinya sendiri. Untuk itu diperlukan pengetahuan dan langkah-langkah pengukuran tekanan darah.  Dengan demikian setiap individu mampu untuk menjaga kesehatannya serta mengatur pola hidupnya dengan baik. Sehingga dapat hidup sehat dan lancar dalam menjalankan aktivitas kehidupan sehari-hari.

1.2   Batasan Masalah
Dalam makalah ini penulis membatasi pada lingkup pengukuran tekanan darah.

1.3 Rumusan Masalah
1.    Bagaimana tinjauan tekanan darah ?
2.    Apa jenis-jenis tensimeter ?
3.    Apa alat dalam mengukur tekanan darah ?
4.    Bagaimana cara mengukur tekanan darah ?
5.    Bagaimana pemeriksaan tekanan darah pada bayi ?
6.    Apa hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengukur tekanan darah ?

 
1.4 TUJUAN PENULISAN
1.     Untuk mengetahui tinjauan tekanan darah.
2.     Untuk mengetahui jenis-jenis tensimeter.
3.     Untuk mengetahui alat dalam mengukur tekanan darah.
4.     Untuk mengetahui cara mengukur tekanan darah.
5.     Untuk mengetahui pemeriksaan tekanan darah pada bayi.
6.    Untuk mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengukur tekanan darah.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Tinjauan Tekanan Darah
2.1.1 Definisi tekanan darah
Tekanan darah merupakan kekuatan lateral pada dinding arteri oleh darah yang didorong dengan tekanan dari jantung. Takanan sistemik atau arteri darah, tekanan darah dalam sistem arteri tubuh, adalah indicator yang baik tentang kesehatan kardiovaskuler. Aliran darah mengalir pada sirkulasi karena perubahan tekanan. Darah mengalir dari daerah yang tekanannya tinggi ke tekanannya rendah. Kontraksi jantung mendorong darah dengan tekanan tinggi ke aorta. Puncak dari tekanan maksimum ejeksi terjadi adalah tekanan darah sistolik. Pada saat ventrikel rileks, darah yang tetap dalam arteri menimbulkan tekanan diastolik atau minimum. Tekanan diastolik adalah tekanan mimimal yang mendesak dinding arteri pada setiap waktu.
Unit standard untuk pengukran tekanan darah adalah minimeter air raksa (mm Hg). Pengukur menandakan sampai setinggi mana tekanan darah dapat mencapai kolom air raksa. Perbedaan antara tekanan sistolik dan distolik adalah tekanan nadi.
Tekanan darah adalah merujuk kepada tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri darah ketika darah dipompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia. Tekanan darah dibuat dengan mengambil dua ukuran dan biasanya diukur seperti berikut: 120/80 mmHg. Nomor atas (120) menunjukkan tekanan ke atas pembuluh arteri akibat denyutan jantung, dan disebut tekanan sistole. Nomor bawah (80) menunjukkan tekanan saat jantung beristirahat di antara pemompaan, dan disebut tekanan diastole. Saat yang paling baik untuk mengukur tekanan darah adalah saat Anda istirahat dan dalam keadaan duduk atau berbaring.

2.1.2   Pemeriksaan dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung pada
1.                   Metode langsung
Kateter arteri dimasukkan ke dalam arteri. Walaupun hasilnya sangat tepat, akan tetapi metode pengukuran ini sangat berbahaya dan dapat menimbulkan masalah kesehatan lain (Smeltzer & Bare).
 
2.                   Metode tidak langsung
Dilakukan dengan menggunakan sphygmomanometer  dan stetoskop. Sphygmomanometer tersusun atas manset yang dapat dikembangkan dan alat pengukur tekanan yang berhubungan dalam manset.

2.1.3   Pembagian tekanan darah
Tekanan darah manusia dapat digolongkan menjadi tiga kelompok sebagai berikut :
1.                   Tekanan darah rendah (hipotensi)
Tekanan darah rendah adalah keadaan tekanan darah yang lebih rendah dari tekanan yang diperlukan oleh tubuh, sehingga setiap organ dari badan tidak mendapat aliran darah yang cukup dan menyebabkan timbulnya gejala hipotensi. Seseorang yang memiliki tekanan darah yang rendah umumnya tidak mampu untuk berdiri dan atau duduk terlalu lama, karena akan timbul rasa pusing ketika ia beranjak dari posisi sebelumnya, contoh ketika duduk terlalu lama, lalu langsung berdiri tekanan darah akan memacu jantung lebih cepat secara tiba-tiba, tekanan darah akan meningkat secara cepat kemudian kepala terasa kunang-kunang atau pusing, bahkan beberapa diantaranya sampai menimbulkan pingsan. Seseorang yang mempunyai tekanan darah rendah membutuhkan waktu beberapa saat untuk mengembalikan tekanan darah kembali normal.

2.                   Tekanan darah normal
Ukuran tekanan darah normal berkisar 120/80 mmHg. Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Bayi dan anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah dari pada orang dewasa. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivits fisik. Tekanan akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan akan lebih rendah ketika beristirahat. Tekanan darah satu hari juga berbeda-beda paling tinggi di waktu pagi hari dan paling rendah pada saat tidur malam hari.

3. Tekanan darah tinggi (hipertensi)
Hipertensi dapat didefenisikan sebagai tekanan darah tinggi persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg (Smeltzer & Bare, 2001). Wiryowidagdo (2002) mengatakan bahwa hipertensi merupakan suatu keadaan tekanan darah seseorang berada pada tingkatan di atas normal. Jadi tekanan di atas dapat diartikan sebagai peningkatan secara abnormal dan terus menerus pada tekanan darah yang disebabkan satu atau beberapa faktor yang tidak berjalan sebagaimana mestinya dalam mempertahankan tekanan darah secara normal (Hayens, 2003).
Hipertensi dapat dikelompokkan dalam dua kategori besar, yaitu hipertensi esensial (primer) dan hipertensi skunder. Hipertensi esensial (primer) merupakan tipe yang hampir sering terjadi 95 persen dari kasus terjadinya hipertensi. Hipertensi esensial (primer) dikaitkan dengan kombinasi faktor gaya hidup seperti kurang bergerak (inaktivitas) dan pola makan. Sedangkan hipertensi sekunder berkisar 5 persen dari kasus hipertensi. Hipertensi sekunder disebabkan oleh kondisi medis lain (misalnya penyakit jantung) atau reaksi terhadap obat-obatan tertentu (Palmer, 2007).
                                                          
2.1.4        Batasan tekanan darah menurut WHO

Tekanan Sistolik
(mm.Hg)
Tekanan Diastolik
(mm.Hg)
Klasifikasi
<140
<90
Normotensi
141-159
91-94
Perbatasan
>160
>95
Hipertensi



















2.1.5        Tekanan darah normal berdasarkan umur dan jenis kelamin
Usia(tahun)
Diastolik(mmhg)
Sistolik(mmhg)
Anak laki-laki
3-5
6-10
11-18


>60
>70
>80


>95
>100
>120
Anak perempuan
3-5
6-10
11-14
15-18


>60
>70
>80
>80


>95
>110
>120
>130
















2.1.6   Faktor yang dapat mempengaruhi tekanan darah
1.         Umur : tekanan darah akan meningkat dengan bertambahnya umur.
2.         Waktu pengukuran : bila pagi hari tekanan darah agak menurun sedangkan bila siang hari dan sore hari sedikit lebih meningkat.
3.         Latihan (exercise) dan aktivitas : tekanan darah meningkat selama exercise dan aktivitas.
4.         Stress : ansietas, takut, nyeri dan stress emosi mengkibatkan stimulasi simpatik yang meningkatkan frekuensi darah, curah jantung dan tahanan vascular perifer. Efek-efek stimulasi simpatik meningkatkan tekanan darah.
5.         Ras : frekuensi hipertensi pada orang afrika amerika lebih tinggi dariapada orang eropa amerika. Kecendrungan populasi ini terhadap hpertensi di yakini berhubungan dengan genetic dan lingkungan.
6.         Medikasi : banyak medikasi yang secara langsung maupun tidak langsung, mempengaruhi tekanan arah. Selam pengkajian tekanan darah, perawat menanyakan apakah klien menerima medikasi anti hipertensi yang menurunkan tekanan darah.

7.         Variasi diurnal : tekanan darah biasanya rendah pada pagi-pagi sekali, secara brangsur-angsur naik pagi menjelang siang dan sore, dan puncaknya pada senja hari atau malam. Tidak ada orang yang pola dan derajat variasinya sama.
8.      Jenis kelamin : secara klinis tidak ada perbedaan yang signifikan dari tekanan darah anak laki-laki atau perempuan. Setelah pubertas, pria cenderung memiliki bacaan tekanan darah yang lebih tinggi, setelah menopause wanita cenderung memiliki teknan darah yang lebih tinggi daripada pria pada usia tersebut.
9.      Emosi dan nyeri : emosi tinggi dan rasa nyeri yang tinggi dapat meningkatkan tekanan darah, juga bila kandung kemih penuh atau pasien kedinginan, merokok dan posisi kaki silang dapat meningkatkan tekanan darah.
10.     Miscellaneus faktor : bila dalam posisi berbaring tekanan darah lebih rendah dari pada pasien duduk.

Faktor – faktor lain yang Mempengaruhi Tekanan Darah, yaitu :
1.      Curah jantung
Curah hujan adalah volume darah yang dipompa jantung ( volume sekuncup) selama 1 menit ( frekuensi jantung). Curah hujan = frekuensi jantung × volume sekuncup. Tekanan darah (TD) bergantung pada curah jantung dan tahanan vascular perifer. Tekanan darah= curah jantung× tahanan vascular perifer. Bila volume meningkat dalam spasium tertutup, seperti pembuluh darah, tekanan dalam spasium tersebut meningkat. Jadi, jika curah jantung meningkat, darah yang dipompakan terhadap dinding arteri lebih banyak, menyebabkan tekanan darah naik. Curah jantung dapat meningkat sebagai akibat dari peningkatan frekuensi jantung, kontraktilitas yang lebih besar dari otot jantung, atau peningkatan volume darah. Perubahan frekuensi jantung dapat terjadi lebih cepat daripada perubahan kontraktilitas otot atau volume darah. Peningkatan frekuensi jantung tanpa perubahan kontraktilitas atau volume darah mengakibatkan penurunan tekanan darah. Tekanan darah berbanding lurus dengan curah jantung (ditentukan berdasarkan isi sekuncup dan frekuensi jantungnya).



2.      Tekanan Perifer terhadap tekanan darah
Sirkulasi darah melalui jalur arteriol kapiler venula dan vena. Arteri dan arteriol dikelilingi oleh otot polos yang berkontraksi atau rileks untuk mengubah ukuran lumen. Ukuran arteri dan arteriol berubah untuk mengatur aliran darah bagi kebutuhan jaringan local. Misalnya, apabila lebih banyak darah yang dibutuhkan oleh organ utama, arteri perifer berkontraki, menurunkan suplai darah. Normalnya arteri dan arteriol tetap berkontriksi sebagian untuk mempertahankan aliaran darah yang konstan. Tahanan pembuluh drah perifer adalah, tahanan terhadap aliaran darah yang ditentukan oleh tonus otot vaskuler dan diameter pembuluh darah. Semakin kecil lumen pembuluh semakin besar tahanan vaskuler terhadap aliran darah.
Tekanan darah berbanding terbalik dengan tahanan dalam pembuluh. Tahanan perifer memiliki beberapa faktor penentu :
1)        Viskositas darah.
            Hematokrit atau persentase sel darah merah dalam darah, menentukan visikositas darah apabila hematokrit meningkat, dan aliran darah lambat, tekanan darah arteri naik. Jantung berkontraksi lebih kuat lagi untuk mengalirkan darah yang kental melewati sistem sirkulasi.
            Semakin banyak kandungan protein dan sel darah dalam plasma, semakin besar tahanan terhadap aliran darah. Peningkatan hematokrit menyebabkan peningkatan viskositas : pada anemia, kandungan hematokrit dan viskositas berkurang.
2)        Panjang pembuluh
Semakin panjang pembuluh, semakin besar tahanan terhadap aliran darah.
3)        Radius pembuluh
Tahanan perifer berbanding terbalik dengan radius pembuluh sampai pangkat keempatnya.
(a)      jika radius pembuluh digandakan seperti yang terjadi pada fase dilatasi, maka aliran darah akan meningkat enambelas kali lipat. Tekanan darah akan turun.
(b)     Jika radius pembuluh dibagi dua, seperti yang terjadi pada vasokontriksi, maka tahahan terhadap aliran akan meningkatenambelas kalip lipat dan tekanan darah akan naik.
4)        Karena panjang pembuluh dan viskositas darah secara normal konstan, maka perubahan dalam tekanan darah didapat dari perubahan radius pembuluh darah (Ethel, 2003: 238-239).
5)        Volume Darah
Volume sirkulasi darah dalam sistem vaskuler mempengaruhi tekanan darah. Normalnya volume darh tetap konstan, bagaimanapun juga jika volume meningkat, tekanan terhadap dinding arteri menjadi lebih besar. Misalnya, penginfusan yang cepat dan tdak terkontrol dari cairan intravena meningkatkan tekanan darah. Bila darah sirkulasi menurun, seperti kasus hemoragi atau dehidrasi, tekanan darah menurun.
6)      Elastisitas
Normalnya dinding darah arteri elastic dan mudah berdistensi. Bagaimanapun juga pada penyakit tertentu, seperti arteries klerosis, dinding pembuluh kehilangan elstistasnya dan digantikan oleh jaringan fibrosa yang tidak dapat meregang dengan baik.

2.2 Jenis-Jenis Tensimeter
Ada 2 jenis tensimeter
1.      Tensimeter air raksa
Tensimeter raksa adalah alat pengukur tekanan darah yang berbahan dasar raksa sebagai indicator pengukuran. Tensimeter jenis ini memiliki keunggulan pada tingkat akurasi yang sangat bagus.
Merupakan tensimeter konvensional. Tensimeter air raksa sedikit berbahaya apabila alat pecah dan sampai terpapar kulit. Tingkat keakuratan manual jauh lebih tinggi dari yang digital, bahkan menyebabkan keracunan logam berat mercury.
2.      Tensimeter digital
Tensimeter digital merupakan alat kesehatan yang berfungsi untuk mengukur tekanan darah yang bekerja secara digital (otomatis). Tensimeter digital itu akurat, berbeda dengan tensimeter air raksa yang memerlukan stetoskop untuk mendengarkan suara sebagai pertanda tekanan sistolik dan diastolic.
     Tensimeter digital memiliki beberapa keunggulan dan kelemahan, sebagai berikut :

Ø Keunggulan yaitu:
1)      Aman, karena tidak menggunakan air raksa yang beresiko radiasi logam berat.
2)      Praktis, hasil pengukuran langsung ditampilkan pada layar digital.
3)      Multifitur, alat ini biasanya dilengkapi juga dengan beberapa fitur lain yang bermanfaat. Seperti grafik tekanan darah (apakah drah normal atau tidak) dan fitur irreirreguler heart beat.
4)      Tidak perlu pelatihan khusus untuk menggunakannya karena cara penggunaanya tidak jauh beda dengan tensimeter air raksa.

Ø Kelemahan yaitu :
1)  Tingkat akurasi pengukuran lebih rendah.
2) Akurasi pengukuran pada tensimeter digital dipengaruhi oleh banyak  factor yaitu kondisi baterai (daya), usia pemakaian (semakin lama pemakaian semakin menurun tingkat akurasi)  dan teknologi produk.

2.3 Alat dalam Mengukur Tekanan Darah
Alat, yaitu :
1.      Meja periksa / tempat tidur
2.      Stopwatch / arloji (jam)
3.      Sphygmomanometer (tensimeter)
4.      Manometer air raksa + klep pembuka penutup
5.      Manset udara
6.      Selang karet
7.      Pompa udara dari karet









2.4  Cara Mengukur Tekanan Darah


1.      Tempat pengukuran :
Tempat pengukuran tekanan darah adalah pada lengan, kaki, paha, dan lengan bawah.
2.      Persiapan Pasien
1)        Dorong klien untuk menghindari latihan dan merokok selama 30 menit sebelum pengukuran.
2)        Jelaskan procedure dan jelaskan klien istirahat sedikitnya 5 menit sebelum pengukuran.
3)        Pastikan bahwa ruangan hangat dan terang. Buatlah klien dalam posisi duduk atau berbaring. (bergantian, ukur beberapa kali dengan posisi duduk dan berbaring untuk mengukur efek pergantian postura).
3.      Mengukur tekanan darah
1)        Siapkan alat didekat pasien dan memberitahu pasien tentang prosedur pemeriksaan
    
  àGunakan bahasa yang mudah dimengerti

2)        Cuci tangan dan keringkan
àPencegahan infeksi sebelum melaksanakan tindakan
3)        Letakkan lengan atas sejajar dengan jantung, dengan cara diganjal/ oleh bantal atau buku. Telapak tangan menghadap keatas.
4)        Pastikan lengan atas bebas dari pakaian (untuk mencegah konstriksi dan memudahkan untuk memasang manset)
àAgar pengukuran lebih akurat
               
5)        Palpasi arteri Brachial, letakkan manset ± 2,5 cm diatas arteri tersebut dan bagian tengah bladder pasang diatas arteri tersebut, pasang manset melingkari lengan atas tersebut dan kaitkan ujungnya.
6)        Gunakan dua ujung jari (telunjuk dan jari tengah) untuk merasakan denyut kuat dibagian depan siku.
 

7)        Letakkan manometer sejajar dengan mata pemeriksa
àAgar pemeriksaan lebih akurat
8)   Gunakan stetoskop dan yakinkan suara terdengar bersih
àAgar pendengaran lebih jelas
               
9)   Letakkan bel atau diapragma dari stetoskop diatas arteri Brachial
àUntuk mendapatkan suara yang maksimal
10)         Tutup katup dan kunci sampai rapat lalu pompa bola manometer sampai 30 mmhg diatas tekanan systolic
àUntuk meyakinkan keakuratan pengukuran tekanan systolic
11)         Buka katup secara perlahan – lahan ± 2 – 3 mmhg/detik
àApabila penurunan air raksa terlalu cepat atau terlalu lambat dapat mengakibatkan hasil yang tidak akurat
12)         Keluarkan udara dari manset secara berangsur – angsur dan perhatikan angka pada manometer saat terdengar bunyi (dup) pertama dan perhatikan suara keras yang terakhir. Kemudian keluarkan seluruh udara dari manset dengan cepat
       àSuara pertama yang terdengar merupakan   
        indikasi tekanan systolik dan bunyi terakhir     
        menunjukkan indikasi tekanan diastolic.
13)         Buka manset dari lengan pasien
14)         Catat hasil pemeriksaan pada buku catatan
   àUntuk  
      pendokumentasian
15)              Beritahu pasien hasil tekanan darahnya
àGunakan suara yang jelas dan ramah
16)              Cuci tangan dan keringkan
àMencegah transmisi organisme
                 






2.5 Pemeriksaan Tekanan Darah pada Bayi
1.      Tekanan darah normal pada bayi
Umur
Tekanan Sistolik / Diastolik (mmHg)
1  bulan
86/54
6 bulan
90/60
1 tahun
96/65
2 tahun
99/65
4 tahun
99/65

2.      Cara memeriksa tekanan darah
v  Persiapan Alat dan Bahan:
1)    Sphygmomanometer yang terdiri atas:
ž   Manometer air raksa + klep penutup dan pembuka.
ž   Manchet udara sesuai dengan ukuran anak.
ž   Selang karet.
ž   Pompa udara dari karet + sekrup pembuka dan penutup.
2)  Stetoskop.
3) Buku catatan tanda vital.
v  Prosedur kerja:
1)   Cara Palpasi
(1)          Cuci tangan.
(2)          Jelaskan pada anak dan keluarga mengenai prosedur yang akan dilakukan.
(3)          Atur posisi pasien.
(4)          Letakkan lengan yang hendak diukur tekanan darah dengan kedudukan volar.
(5)          Lengan baju dibuka.
(6)          Pasang manset anak pada lengan kanan atas sekitar 3 cm di atas fossa cubiti (jangan terlalu ketat maupun longgar).
(7)          Tentukan denyut nadi arteri radialis dekstra.
(8)          Pompakan udara ke dalam manset sampai denyut nadi arteri radialis tidak teraba.
(9)          Pompakan terus setinggi manometer 20 mmHg, lebih tinggi dari titik radialis tidak teraba.
(10)      Palpasikan pada daerah denyut nadi arteri dan keluarkan udara dalam manset secara pelan-pelan dan berkesinambungan dengan memutar sekrup berlawanan arah jarum jam pada pompa udara.
(11)      Catat hingga mmHg pada manometer, di mana arteri pertama berdenyut kembali.
(12)      Nilai pertama menunjukkan sistolik secara palpasi.
(13)      Cuci tangan.
(14)      Catat hasil.
 

22.6  Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Mengukur Tekanan Darah
1.      Tentukan anatomi terbaik untuk pengukuran tekanan darah. Hindari penempatan manset saat kateter infuse berada di fosa antekubital dan cairan sedang diteteskan.
2.      Jangan menepatkan manset ke ekstremitas dimana terpasang shunt arterivena, visual atau cangkokan (graft).
3.      Hindari lengan disisi dimana telah dilakukan operasi payudara atau ketiak dan pengangkatan jaringan limfe.
4.      Hindari lengan atau tangan yang mengalami trauma, penyakit atau bila lengan bawah telah diamputasi atau tertutup gips atau balutan yang keras.
5.      pengukuran tekanan darah boleh dilaksanakan pada posisi duduk ataupun berbaring. namun yang penting, lengan tangan harus dapat diletakkan dengan santai.
6.      pengukuran tekanan darah dalam posisi duduk, akan memberikan angka yang agak lebih tinggi dibandingkan dengan posisi berbaring, meskipun selisihnya relatif kecil.
7.      tekanan darah juga dipengaruhi kondisi saat pengukuran.
ž  pada orang yang baru bangun tidur akan didapatkan tekanan darah paling rendah, yang dinamakan tekanan darah basal.
ž  tekanan darah yang diukur setelah berjalan kaki atau aktifitas fisik lain akan memberi angka yang lebih tinggi dan disebut tekanan darh kasual. Oleh karena itu, sebelum pengukuran tekanan darah, orang sebaiknya beristirhat duduk santai minimal sepuluh menit. Tekanan darah sistolik akan berubah-ubah sesuai dengan kegiatan yang dikerjakan, sedangkan tekanan darah diastolik relatif ttidak berubah.
ž  pada suatu pemeriksaan kesehatan, sebaiknya tekanan darah diukur 2 atau 3 kali berturut-turut. jika hasilnya berbeda, maka nilai yang dipakai adalah nilai yang terendah.
8.      ukuran manset (cuff) harus sesuai dengan lingkar lengan, bagian yang mengembang harus melingkari 80 % lengan dan mencakup dua pertiga dari panjang lengan atas. untuk itu, sebaiknya digunakan ukuran manset yang berbeda untuk anak, dewasa dan orang gemuk.
























BAB III
PENUTUP

 3.1 Kesimpulan
Tekanan darah adalah tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri, ketika darah dipompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia. Pengukuran tekanan darah secara benar sangatlah penting untuk mendiagnosis adanya hipertensi dan mengevaluasi respon pengobatan antihipertensi.
Terdapat beberapa penyakit yang terjadi ada kelainan atau gangguan pada sistem transportasi tubuh kita, antara lain anemia, hemofilia, hipertensi, hipotensi, varises, penyakit kuning bayi, sklerosis, miokarditis, trombus, dan leukimia.

3.2 Saran
Mengingat pentingnya kesehatan, terutama dalam mengetahui kondisi tubuh baik dalam keadaan sehat maupun sakit sebaiknya dilakukan pemeriksaan tekanan darah secara teratur.



 

DAFTAR PUSTAKA

Betz, Cecily L, dkk.2002. Keperawatan Pediatri. Jakarta: EGC
Gunawan, Lany.2001. Hipertensi Tekanan Darah Tinggi. Yogyakarta: Kanisius
Johnson, Joyce Young, dkk.2005. Prosedur Perawatan di Rumah. Jakarta: EGC
RN, Potter.1996. Pengkajian Kesehatan. Jakarta: EGC
Sloane, Ethel.2004. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC