PERAN INSULIN PADA METABOLISME KARBOHIDRAT,LEMAK DAN PROTEIN, KELAPARAN SERTA DEFISIENSI INSULIN
BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Insulin diisolasi pertama kali dari pankreas pada
tahun 1922 oleh Banting dan Best, dan dengan cara memperhatikan penderita
diabetes parah dalam waktu hampir semalam yang dengan cepat memburuk dan
meninggal, dibanding dengan orang yang normal.
Insulin merupakan hormon yang diproduksi
di dalam retikulum endoplasma yang
terdiri dari dua rantai asam amino yang mempunyai peran yang sangat penting dalam tubuh.
Insulin sangat berpengaruh terhadap metabolisme karbohidrat, lemak, dan
protein. Jika tidak ada insulin dalam
darah maka akan menimbulkan suatu kelaparan serta bila reseptor dalam insulin
itu tidak berfungsi dengan baik maka akan menimbulkan suatu difisiensi insulin
1.2
BATASAN MASALAH
Dalam
makalah ini penulis membatasi pada peran Insulin pada metabolisme karbohidrat,
lemak dan protein, kelaparan serta defisiensi Insulin.
1.3
RUMUSAN
MASALAH
1. Apa pengertian Insulin ?
2. Apa
peran Insulin pada metabolisme Karbohidrat
?
3. Apa
peran Insulin pada metabolisme Lemak ?
4. Apa
peran Insulin pada metabolisme Protein ?
5. Apa
peran Insulin pada Kelaparan
?
6. Apa
Defisiensi Insulin ?
1.4
TUJUAN PENULISAN
1.
Untuk mengetahui pengertian Insulin.
2.
Untuk mengetahui peran Insulin pada metabolisme Karbohidrat.
3.
Untuk mengetahui peran Insulin pada metabolisme Lemak.
4. Untuk mengetahui peran
Insulin pada metabolisme Protein.
4. Untuk mengetahui peran Insulin pada Kelaparan.
5. untuk mengetahui Defisiensi Insulin.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN INSULIN
Insulin adalah sebuah hormon yang
berhubungan dengan energi yang melimpah. Artinya bila terdapat makanan yang
dapat menghasilkan energy yang sangat banyak , terutama kelebihan jumlah
karbohidrat dan protein maka insulin akan disekresikan dalam jumlah banyak.
Selanjutnya, insulin memainkan peranan yang penting dalam penyimpanan zat yang
mempunyai kelebihan energi.
Insulin merupakan protein kecil
yang terdiri atas dua rantai asam amino yang satu sama lainnya dihubungkan oleh
ikatan disulfida. Bila kedua rantai dipisahkan , maka aktivitas fungsional dari
insulin akan hilang. Insulin disintesis oleh sel-sel beta dengan cara yang
mirip dengan sintesis protein yakni diawali dengan translasi RNA insulin oleh
ribosom yang melekat pada reticulum endoplasma untuk membentuk preprohormon
insulin. Sewaktu insulin diseskresikan dalam darah, hampir seluruhnya beredar
dalam bentuk yang terikat. Waktu paruhnya dalam plasma rata-rata hanya 6 menit
sehingga dalam waktu 10-15 akan dibersihkan dari sirkulasi.
Insulin adalah hormon yang mengendalikan
gula darah. Tubuh menyerap mayoritas karohidrat sebagai glukosa (gula darah).
Dengan meningkatnya gula darah setelah makan, pankreas melepaskan insulin yang
membantu membawa gula darah ke dalam sel untuk digunakan sebagai bahan bakar
dalam proses metabolisme atau disimpan sebagai lemak apabila kelebihan.
Orang-orang yang punya kelebihan berat badan atau mereka yang tidak berolahraga
seringkali menderita resistensi insulin.
Insulin menjaga keseimbangan glukosa dalam
darah dan bertindak meningkatkan pengambilan glukosa oleh sel badan. Kegagalan
badan untuk menghasilkan insulin, atau jumlah insulin yang tidak mencukupi akan
menyebabkan glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel untuk proses metabolisme.
Sehingga glukosa di dalam darah meningkat dan menyebabkan diabetes melitus.
Pada kondisi normal,
pankreas mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan jumlah insulin yang dihasilkan
dengan intake karbohidrat. Pengaturan fisiologis kadar glukosa darah sebagian
besar tergantung dari : ekstraksi glukosa, sintesis glikogen dan glikogenesis
dari metabolisme di dalam konsentrasi gula darah yang konstan perlu
dipertahankan karena glukosa merupakan satu-satunya zat gizi yang dapat
digunakan oleh otak, retina dan epitel germaninativum dalam jumlah cukup untuk
menyuplai energi sesuai dengan yang dibutuhkannya. Oleh karena itu, perlu mempertahankan konsentrasi glukosa darah pada kadar
yang seimbang.
2.2 PERAN INSULIN PADA
METABOLISME KARBOHIDRAT
Setelah makan makanan tinggi
karbohidrat, glukosa yang di adsorpsi kedalam darah menyebabkan sekresi insulin
dengan cepat. Insulin selanjutnya
menyebabkan penyimpanan dan penggunaan glukosa oleh semua jaringan tubuh,
terutama jaringan otot adipose dan hati.
Ø Pengaruh
insulin dalam meningkatkan metabolisme
glukosa dalam otot.
Dalam sehari, jaringan otot tidak
bergantung pada glukosa untuk energinya tetapi sebagian besar bergantung pada
asam lemak karena membran otot istirahat. Diantara waktu makan , jumlah insulin
yang disekresikan terlalu kecil untuk meningkatakan jumlah pemasukan glukosa
yang masuk ke dalam otot. Akan tetapi, ada dua kondisi dimana otot memang
menggunakan sejumlah besar glukosa yaitu, selama kerja fisik baik sedang
ataupun berat dan penggunaan sejumlah besar glukosa oleh otot adalah selama
beberapa jam setelah makan.
Ø Pengaruh
Insulin dalam meningkatkan penyimpan dan penggunaan glukosa oleh hati.
Salah satu efek penting insulin
adalah menyebabkan sebagian besar glukosa yang diabsorbsi sesudah makan segera
disimpan di dalam hati dalam bentuk glikogen. Selanjutnya diantara waktu makan
bila tidak tersedia makanan dan konsentrasi glukosa dalam darah mulai
berkurang, sekresi insulin menurun dengan cepat dan glikogen dalam hati dipecah
kembali menjadi glukosa, yang akan dilepaskan kembali kedalam darah untuk
menjaga konsentrasi glukosa tidak berkurang terlalu rendah.
Mekanisme
yang dipakai oleh insulin untuk menyebabkan timbulnya pemasukan glukosa dan
penyimpanan dalam hati meliputi beberapa langkah:
1.
Insulin menghambat
fosforilasi hati, yang merupakan enzim utama yang menyebabkan tepecahnya
glikogen dalam hati menjadi glukosa.
2.
Insulin meningkatkan
pemasukan glukosa dari darah oleh sel-sel hati. Keadaan ini terjadi dengan
meningkatkan aktivitas enzim glukonase, yang merupakan salah satu enzim yang
menyebabkan fosforilasi.
3.
Insulin juga
meningkatkan aktivitas enzim-enzim yang meningkatkan sintesis glikogen termasuk
enzim glikogen sintetase yang bertanggung jawab untuk polinerisasi dari unit
monosakarida untuk membentuk molekul glikogen.
Setelah makan dan
kadar glukosa dalam darah mulai menurun sampai kadar rendah beberapa peristiwa
akan mulai berlangsung sehingga menyebabkan hati melepaskan glukosa kembali
kedalam sirkulasi darah. Jadi bila sesudah
makan, didalam darah timbul kelebihan glukosa maka hati akan memindahakan
glukosa dari darah.
Ø Pengaruh
insulin terhadap metabolisme karbohidrat dalam sel-sel lain .
Insulin meninkatkan pengakutan dan
pemakaian glukosa kedalam sebagain besar sel tubuh lain dengan cara yang sama
seperti yang dilakukan oleh insulin dalam mempengaruhi pengangkutan glukosa
dalam sel otot.
2.3 INSULIN PADA
METABOLISME LEMAK
Insulin mempunyai
berbagai efek yang dapat menyebabkan timbulnya penyimpanan lemak didalam jaringan
lemak. Pertama, insulin meningkatkan pemakaian glukosa oleh sebagian besar
jaringan tubuh yang secara otomatis akan mengurangi pemakaian lemak. Akan
tetapi, insulin juga meningkatkan pembentukan asam lemak. Hal itu terjadi jika
karbohidrat lebih banyak dicerna daripada energi spontan yang digunakan jadi
mempersiapkan zat untuk sintesis lemak. Hampir semua sintesis lemak terjadi
didalam sel hati dan asam lemak kemudian di transport dari hati melalui
lipoprotein darah ke sel adiposa untuk disimpan. Berbagai faktor yang mengarah
pada peningkatan sintesis asam lemak didalam hati, sebagai berikut:
1)
Insulin
meningkatkan pengangkutan glukosa kedalam sel-sel hati. Sesudah konsentrasi
glikogen dalam hati meningkat 5-6 %., glikogen ini sendiri akan menghambat
sintesis glikogen selanjutnya. Kemudian seluruh glikogen tambahan yang memasuki
sel-sel hati sudah cukup tersedia untuk membentuk lemak. Glukosa mula-mula di
pecah menjadi piruvat dalam jalur glikolisis dan piruvat ini selanjutnya diubah
menjadi asetil koenzim A (asetil-KoA) yang merupakan subtrat asal untuk
sintesis asam lemak.
2)
Kelebihan ion
sitrat dan ion isositrat akan terbentuk oleh siklus asam sitrat bila pemakaian
glukosa untuk energi ini berlebihan. Ion-ion ini akan mengaktifkan asetil KoA
karboksilase, yangmerupakan enzim yang dibutuhkan untuk melakukan proses
karboksilasi terhadapa asetil KoA untuk membentuk malonil-KoA, tahap pertama
sitesis lemak.
3)
Sebagian besar asam
lemak disintesis disalam hati dan digunakan untuk membentuk trigliserida,
bentuk umum untuk penyimpanan lemak. Triglisera akan dilepaska dari sel-sel
hati kedalam darah dalam bentuk lipoprotein. Insulin akan mengaktifkan
lipoprotein lipase didalam dinding kapiler darah jaringan lemak, akan memecah
triglisserida lagi menjadi asam lemak, agar asam lemak dapat diadsorbsi kedalam
asam lemak, tempat asam lemak ini akan diubah menjadi trigliserida dan
disimpan.
Insulin
mempunyai 2 efek penting yang dibutuhkan untuk menyimpan lemak didalam sel-sel
lemak:
1)
insulin mengahambat
kerja lipase sensitif-hormon. Enzim inilah yang menyebabkan hidrolisis
trigliserida yang telah disimpan dalam sel-sel lemak oleh karena itu, pelepasan
asam lemak dari jaringan adiposa ke dalam sirkulasi darah akan terhambat.
2)
Insulin
meningkatkan pengangkutan glukosa melalui membran sel kedalam sel-sel lemak
dengan cara yang sam seperti insulin meningkatkan pengangkutan glukosa kedalam
sel-sel otot. Beberapa glukosa ini dipakai untuk mensintesis asam lemak tetapi
yanglebih penting glukosa ini dipakai untuk sejumlah besar α-gliserol fosfat. Bahan ini menyediakan
gliserol yang akan berikatan dengan asam lemak untuk membentuk trigliserida
yang merupakan bentuk lemak yang disimpan dalam sel-sel lemak. Oleh karena itu,
bila tidak ada insulin bahkan penyimpanan sejumlah besar asam-asam lemak yang
diangkut dari hati dalam bentuk lipoprotein hampir dihambat.
2.4 INSULIN PADA METABOLISME PROTEIN
Selama beberapa jam
sesudah makan, sewaktu didalam darah sirkulasi terdapat kelebihan makanan, maka
didalam jaringan akan disimpan tidak hanya karbohidrat dan lemak saja, namun
juga akan disimpan protein, agar hal ini terjadi maka dibutuhkan insulin.
Ada beberapa fakta
yang telah diketahui yaitu sebagai
berikut:
1)
Insulin menyebabkan
pengangkutan secara aktif sebagian besar asam amino kedalam sel. Asam amino
yang dengan kuat diangkul adalah: valin, leusin, isoleusin, tirosin dan
venilalanin. Jadi, insulin bersam-sama horman pertumbuhan mempunyai kemampuan
untuk meningkatkan asam pemasukan asam amino kedalam sel.
2)
Insulin mempunyai
efek langsung meningkatkan translasi RNA massenger pada ribosom, sehingga
terbentuk protein baru. Bila tidak ada insulin, maka ribosom akan berhenti
bekerja.
3)
Sesudah melewati
periode waktu yang lebih lama, insulin juga meningkatkan kecepatan transkripsi
rangkaian genetik DNA yang terpilih didalam inti sel, sehingga menyebabkan
peningkatan jumlah RNA dan beberapa sintesi protein, trutama meningkatkan satu
kesatuan enzim yang besar untuk penyimpanan karbohidrat, lemak dan protein.
4)
Insulin juga
menghambat proses katabolisme protein, jadi mengurangi kecepatan pelepasan asam
amino dari sel, khususnya dari sel-sel otot. Hal ini akibat dari beberapa
kemampuan insulin untuk mengurangi pemacahan insulin yang normal lisosom sel.
5)
Di dalam hati,
insulin menekan kecepatan glukoneogenesis. Hal ini terjadi dengan cara
mengurangi aktivitas enzim yang dapat meningkatkan glukogenesis. Oleh karena
itu bahan yang terbanyak digunakan untuk sintesis glukosa melalui prose
glukoneogenesis adalah asam amino dalam plasma, maka proses penekana
glukogenesis akan menghemat pemakaian asam amino dari cadangan protein dalam
tubuh.
Ringkasnya, Insulin
meningkatkan pembentukan protein dan mencegah pemecahan protein.
Tidak adanya
insulin menyebabkan berkurangnya protein dan peningkatan asam amino plasma. Bila
tidaka ada insulin maka seluruh proses penyimpanan protein menjadi terhenti
sama sekali. Proses katabolisme protein akan meningkat, sintesis protein
berhenti, dan banyak sekali asam amino ditimbun dalam plasma. Konsentrasi asam
amoni dala plasma sangat meningkat dan sebagian besar asam amino yang
berlebihan akan langsung dipergunakan sumber energi atau sebagai bahan yang
akan hidup dalam proses glukoneogenesis. Pemecahan asam amino ini juga
meningkatkan eskresi ureum dalam urine. Sampah protein yang dihasilkan
merupakan salah satu efek yang serius pada penyakit diabetes mellitus yang
parah. Hal ini dapat menimbulkan kelemahan yang hebat dan juga terganggunya
fungsi organ-organ.
2.4 PERAN
INSULIN PADA KELAPARAN
Kelaparan adalah suatu kondisi di mana tubuh masih membutuhkan makanan,
biasanya saat perut
telah kosong baik dengan sengaja maupun tidak sengaja untuk waktu yang cukup
lama. Kelaparan adalah bentuk ekstrem dari nafsu makan normal.
Istilah ini umumnya digunakan untuk merujuk kepada kondisi kekurangan gizi yang dialami sekelompok orang dalam jumlah besar untuk jangka waktu yang
relatif lama.
Insulin merupakan hormon pada tubuh
manusia yang diproduksi oleh pancreas ketika kita mencerna makanan dan pada
saat glukosa dalam darah meningkat.
Peranan insulin adalah merangsang sel tubuh manusia untuk menyerap
glukosa dari dalam darah. Pada dasarnya insulin sangat berperan dalam
penyimpanan sari-sari makanan (glukosa) yang berlebih di dalam pembuluh
darah. Lawan insulin adalah glukagon.
Peranannya pun berlawanan dengan insulin. Jika insulin bertugas untuk menyimpan
cadangan makanan, maka glukagon akan merombak cadangan makanan tersebut.
Analogi:
Insulin --> Menabung.
Insulin --> Menabung.
Glukagon --> Mengambil tabungan.
Tidak adanya
insulin dalam tubuh manusia akan membuat glukosa yang ada di dalam pembuluh
darah tidak dapat diserap oleh sel-sel tubuh. Sel-sel tubuh menjadi ”kelaparan”
dan kekurangan energi sehingga merangsang peningkatan produksi glukagon yang
akan meningkatkan perombakan jaringan lemak sebagai tempat penyimpanan cadangan
makanan pada tubuh manusia. Jika lama-kelamaan hal ini terjadi maka akan
membuat penderita akan tampak sangat kurus karena kehilangan berat badan yang
drastis.
2.5 DEFISIENSI INSULIN
Difisiensi
insulin (kekurangan insulin) atau reseptor insulin tidak berfungsi baik, dimana dapat
mempengaruhi metabolisme tubuh yang berdampak terhadap system tubuh yaitu :
1) Sistem
endokrin
Defisiensi insulin menyebabkan kegagalan dalam
pemasukan nutrisi kejaringan sehingga swell-sel kekurangan glukosa yang
menimbulkan :
a. Sel kekurangan glukosa untuk proses metabolisme dan
penurunan penggunaan dan aktivitas glukosa dalam
sel akan merangsang pusat lapar
b. Penurunan penggunaan protein dan glukosa oleh
jaringan sehingga menyebabkan penurunan berat badan
c. Pembongkaran lemak dan cadangan protein untuk
memenuhi kebutuhan metabolisme proses ini menghasilkan benda-benda keton yang
disebabkan hati yang tidak mampu menetralisir lemak. Penumpukan asam lemak ini
akan mengiritasi memperoleh peningkatan sekresi asam lambung sehingga
menimbulkan gangguan system ini berdampak terhadap gangguan kebutuhan nutrisi
2 ) Sistem Kardiovaskuler
Peningkatan kadar glukosa darah akan mengakibatkan
penumpukan sorbitol dan lemak pada tunika intima sehingga pembuluh darah
mengalami penyempitan. Jika hal ini terjadi maka suplai O2 dan nutrisi akan
berkurang kejaringan dan terjadilah infark pada jaringan yang dituju, apabila
mengenai pembuluh darah perifer akan menimbulkan efek penurunan sensasi
sehingga akan terjadi gangrene ekstremitas bila terjadi trauma. Dan jika
terjadi pada arteri jantung akan menyebabkan angina pectoris dan akut miokard imfark.
3 ) Sistem
pencernaan
Defisiensi insulin menyebabkan kegagalan dalam
pemasukan glukosa kejaringan sehingga sel-sel kekurangan glukosa. Proses
kekurangan glukosa intra sel menimbulkan :
a.
Peningkatan penggunan protein dan
glukogen oleh jaringan sehingga menyebabkan penurunan berat badan.
b.
Pembongkaran lemak dan cadangan
protein untuk memenuhi kebutuhan metabolisme. Hal ini akan diperberat oleh
peningkatan sekresi asam lambung sehingga menimbulkan perasaan mual, muntah.
c.
Peningkatan transport glukosa untuk
proses metabolisme. Penurunan penggunaan dan aktivitas glukosa dalam sel akan
merangsang pusat makan dibagian lateral hypothalamus, sehingga timbul
peningkatan perasaan lapar
( poliphagi )
4 ) Sistem perkemihan
Kekurangan pemasukan glukosa kedalam sel menyebabkan
peningkatan volume extra sel sehingga terjadi peningkatan osmolalitas sel yang
akan merangsang hypothalamus untuk mengsekresikan ADH dan merangsang pusat haus
di bagian lateral. Pada fase ini klien akan merasakan haus dan penurunan produksi
urine sehingga volume cairan extra sel bertambah. Peningkatan volume cairan
akan menyebabkan konsentrasi extra sel menurun sehingga cairan intra sel
menurun. Penurunan volume intra sel merangsang volume reseptor diHipothalamus
untuk menekan sekresi ADH sehingga terjadi peningkatan kadar gula darah
melebihi ambang ginjal. Diuresis osmotic akan mempercepat pengisian vesika
urinaria sehingga merangsang keinginan berkemih (poliuri) dan kondisi ini
bertambah pada mlam hari karena terjadi vasokonstriksi akibat penurunan suhu
sehingga timbul nokturi. Selain itu gangguan system perkemihan juga terjadi
akibat adanya kerusakan ginjal ( netropati ) hal ini disebabkan adanya
penurunan perfusi kedaerah ginjal.
Ø
Gangguan ini dapat berdampak :
·
Gangguan keseimbangan cairan dan
elektrolit
·
Gangguan pola eliminasi BAK
·
Perubahan pola istirahat tidur
5 ) Sistem
Muskuloskeletal
Defisiensi insulin menghambat transportasi glukosa
kesel-sel dalam jaringan tubuh yang menyebabkan sel kelaparan dan terjadi
peningkatan glukosa dalam darah menyebabkan hambatan dalam perfusi ke jaringan
yang mengakibatkan jaringan kurang mendapat O2 dan nutrisi.
Penurunan transport glukosa ke sel dan penurunan O2 dan nutrisi ke sel menyebabkan sel kekurangan bahan untuk metabolisme
sehingga energi yang dihasilkan berkurang yang berdampak timbulnya kelemahan.
Selain itu defisiensi insulin menyebabkan penurunan jumlah sintesa glikogen
dalam otot serta peningkatan metabolisme protein yang berguna untuk pertumbuhan
sel-sel tubuh.
Ø
Dampak terhadap kebutuhan dasar
manusia :
• Gangguan pemenuhan aktivitas
• Resiko terjadi kecelakaan
6 ) Sistem Integumen
Defisiensi insulin dapat berdampak pada integritas
kulit yang bisa disebabkan oleh neuropati diabetes dan angiopati diabetes ,
angiopati diabetes akan menyebabkan peurunan sensasi sehingga pengontrolan
terhadap trauma mekanis, termis dan kimia menurun, hal ini akan memudahkan
terkena luka yang mengancam keutuhan kulit sedangkan teori yang lain mendasari
kerusakan kulit adanya kerusakan membrane basalis yang terjadi akibat adanya
penumpukan endapan lipoprotein sehingga menyebabkan kebocoran protein dan butir-butir
darah.Pertahanan dan perfusi jaringan menurun dengan akibat kulit mudah
infeksi, luka sukar sembuh, mudah selulit gangrene.
Ø
Dampaknya :
·
Gangguan rasa nyaman nyeri dan gatal
·
Gangguan integritas kulit
·
Gangguan konsep diri
7 ) Sistem Persyarafan
Defisiensi insulin menumbulkan hambatan, pemasukan
glukosa kedalam sel termasuk sel-sel syaraf, sehingga mengganggu proses
metabolisme sel syaraf. Akibat kekurangan glukosa sebagai bahan metabolisme
maka sel akan menggunakan cadangan protein. Hal ini mengakibatkan sel
kekurangan protein, akan mempengaruhi pembentukan myelin yang berfungsi untuk
menghantarkan impuls pada akson, selain itu akan menyebabkan kerusakan akson
tidak dapat mengantarkan impuls dengan sempurna selain kekurangan protein,
kegagalan metabolisme sel saraf dapat menyebabkan hambatan dalam konduksi saraf
dan polarisasi membrane akibat penurunan ATP. Perubahan-perubahan diatas
menyebabkan gangguan polineropatik perifer yang ditandai kurangnya sensasi apda
ujung-ujung ekstremitas bawah.
Ø
Dampaknya :
·
Potensial terjadi kecelakaan
·
Resiko terjadi infeksi
8 ) Sistem
Reproduksi
Defisiensi insulin dapat menyebabkan terjadinya
impotensi pada laki-laki dan penurunan libido pada wanita. Hal ini disebabkan
oleh adanya hambatan pengikatan ekstra diar pada gugus protein akibat kegagalan
metabolisme protein. Pada wanita sering juga terdapat keluhan keputihan
disebabkan infeksi kandida.
Ø
Dampaknya :
Gangguan pemenuhan kebutuhan seksual
9 ) Sistem
Pancaindra
Hiperglikemi akan mengakibatkan penumpukan kadar
glukosa pada sel dan jaringan tertentu yang dapat mentranspor glikosa tanpa
memerlukan insulin, glukosa yang berlebihan ini tidak bermetabolisme habis
secara normal melalui glukolisis tetapi sebagian dengan pertolongan enzim
aldose reduktase atau diubah menjadi sorbitol. Sorbitol akan bertumpuk dalam
jaringan / sel tersebut, sehingga menyebabkan kerusakan dan perubahan fungsi.
Teori ini mendasari kelainan diabetes mellitus pada mata dengan adanya
retinopati, selain itu pada penderita DM bisa ditemukan adanya katarak, hal ini
disebabkan pengendapan lipoprotein pada lensa mata.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Insulin diproduksi di pulau-pulau langerhans di pankreas yang merupakan
sebuah hormon polipeptida mengatur metabolisme karbohidrat. Selain merupakan
efektor utama dalam homeostasis karbohidrat, Insulin juga mempunyai fungsi
dalam metabolisme lemak (trigliserida) dan protein. Insulin memiliki properti
anabolik dan juga mempengaruhi jaringan tubuh lainnya.
Insulin adalah hormon yang mengendalikan gula darah. Tubuh menyerap
mayoritas karbohidrat sebagai glukosa (gula darah). Dengan meningkatnya gula darah
setelah untuk digunakan sebagai bahan bakar dalam proses metabolisme atau
disimpan sebagai lemak apabila kelebihan.
Insulin juga memiliki fungsi untuk menjaga keseimbangan glukosa dalam darah
dan bertindak meningkatkan pengambilan glukosa oleh sel badan. Selain itu,
insulin mempunyai peranan dalam metabolisme, diantaranya adalah metabolisme
karbohidrat, protein dan lemak. Dalam metabolisme karbohidrat insulin berperan untuk
mendapatkan proses metabolisme glukosa normal, selain diperlukan mekanisme
serta dinamika sekresi yang normal, dibutuhkan pula aksi insulin yang
berlangsung normal.
3.2
SARAN
Insulin
merupakan hormon yang sangat penting dalam tubuh karena sangat berhubungan
dengan proses metabolisme. Karena kekurangan insulin dapat menimbulkan berbagai
masalah untuk itu kita harus menjaga kadar insulun dalam tubuh kita.
DAFTAR PUSTAKA
Guyton, Arthur C., M.D. 1996. ” Fisiologi Kedokteran “. Jakarta
: ECG.
http://id.wikipedia.org/wiki/Kelaparan
Posting Komentar